iSen9 bEuD

iSen9 bEuD

i LoVe IsLam

i LoVe IsLam

my twetty

my twetty
be mine

Jumat, 02 April 2010

DEMAM BERDARAH

Demam berdarah (DB) atau demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit febril akut yang ditemukan di daerah tropis, dengan penyebaran geografis yang mirip dengan malaria. Penyakit ini disebabkan oleh salah satu dari empat serotipe virus dari genus Flavivirus, famili Flaviviridae. Setiap serotipe cukup berbeda sehingga tidak ada proteksi-silang dan wabah yang disebabkan beberapa serotipe (hiperendemisitas) dapat terjadi. Demam berdarah disebarkan kepada manusia oleh nyamuk Aedes aegypti.

TANDA DAN GEJALA
Virus Dengue

Penyakit ini ditunjukkan melalui munculnya demam secara tiba-tiba, disertai sakit kepala berat, sakit pada sendi dan otot (myalgia dan arthralgia) dan ruam; ruam demam berdarah mempunyai ciri-ciri merah terang, petekial dan biasanya mucul dulu pada bagian bawah badan - pada beberapa pasien, ia menyebar hingga menyelimuti hampir seluruh tubuh. Selain itu, radang perut bisa juga muncul dengan kombinasi sakit di perut, rasa mual, muntah-muntah atau diare, pilek ringan disertai batuk-batuk. Kondisi waspada ini perlu disikapi dengan pengetahuan yang luas oleh penderita maupun keluarga yang harus segera konsultasi ke dokter apabila pasien/penderita mengalami demam tinggi 3 hari berturut-turut. Banyak penderita atau keluarga penderita mengalami kondisi fatal karena menganggap ringan gejala-gejala tersebut.

Demam berdarah umumnya lamanya sekitar enam atau tujuh hari dengan puncak demam yang lebih kecil terjadi pada akhir masa demam. Secara klinis, jumlah platelet akan jatuh hingga pasien dianggap afebril.

Sesudah masa tunas / inkubasi selama 3 - 15 hari orang yang tertular dapat mengalami / menderita penyakit ini dalam salah satu dari 4 bentuk berikut ini :

* Bentuk abortif, penderita tidak merasakan suatu gejala apapun.

* Dengue klasik, penderita mengalami demam tinggi selama 4 - 7 hari, nyeri-nyeri pada tulang, diikuti dengan munculnya bintik-bintik atau bercak-bercak perdarahan di bawah kulit.

* Dengue Haemorrhagic Fever (Demam berdarah dengue/DBD) gejalanya sama dengan dengue klasik ditambah dengan perdarahan dari hidung (epistaksis/mimisan), mulut, dubur, dsb.

* Dengue Syok Sindrom, gejalanya sama dengan DBD ditambah dengan syok / presyok. Bentuk ini sering berujung pada kematian.

Karena seringnya terjadi perdarahan dan syok maka pada penyakit ini angka kematiannya cukup tinggi, oleh karena itu setiap Penderita yang diduga menderita Penyakit Demam Berdarah dalam tingkat yang manapun harus segera dibawa ke dokter atau Rumah Sakit, mengingat sewaktu-waktu dapat mengalami syok / kematian.

Penyebab demam berdarah menunjukkan demam yang lebih tinggi, pendarahan, trombositopenia dan hemokonsentrasi. Sejumlah kasus kecil bisa menyebabkan sindrom shock dengue yang mempunyai tingkat kematian tinggi.

Diagnosis

Diagnosis demam berdarah biasa dilakukan secara klinis. Biasanya yang terjadi adalah demam tanpa adanya sumber infeksi, ruam petekial dengan trombositopenia dan leukopenia relatif.

Serologi dan reaksi berantai polimerase tersedia untuk memastikan diagnosa demam berdarah jika terindikasi secara klinis.

Mendiagnosis demam berdarah secara dini dapat mengurangi risiko kematian daripada menunggu akut.

Pencegahan

Tidak ada vaksin yang tersedia secara komersial untuk penyakit demam berdarah.

Pencegahan utama demam berdarah terletak pada menghapuskan atau mengurangi vektor nyamuk demam berdarah. Insiatif untuk menghapus kolam-kolam air yang tidak berguna (misalnya di pot bunga) telah terbukti berguna untuk mengontrol penyakit yang disebabkan nyamuk, menguras bak mandi setiap seminggu sekali, dan membuang hal - hal yang dapat mengakibatkan sarang nyamuk demam berdarah Aedes Aegypti.

Hal-hal yang harus dilakukan untuk menjaga kesehatan agar terhindar dari penyakit demam berdarah, sebagai berikut:

1. Melakukan kebiasaan baik, seperti makan makanan bergizi, rutin olahraga, dan istirahat yang cukup;
2. Memasuki masa pancaroba, perhatikan kebersihan lingkungan tempat tinggal dan melakukan 3M, yaitu menguras bak mandi, menutup wadah yang dapat menampung air, dan mengubur barang-barang bekas yang dapat menjadi sarang perkembangan jentik-jentik nyamuk, meski pun dalam hal mengubur barang-barang bekas tidak baik, karena dapat menyebabkan polusi tanah. Akan lebih baik bila barang-barang bekas tersebut didaur-ulang;
3. Fogging atau pengasapan hanya akan mematikan nyamuk dewasa, sedangkan bubuk abate akan mematikan jentik pada air. Keduanya harus dilakukan untuk memutuskan rantai perkembangbiakan nyamuk;
4. Segera berikan obat penurun panas untuk demam apabila penderita mengalami demam atau panas tinggi;
5. Jika terlihat tanda-tanda syok, segera bawa penderita ke rumah sakit.

Pengobatan

Bagian terpenting dari pengobatannya adalah terapi suportif. Sang pasien disarankan untuk menjaga penyerapan makanan, terutama dalam bentuk cairan. Jika hal itu tidak dapat dilakukan, penambahan dengan cairan intravena mungkin diperlukan untuk mencegah dehidrasi dan hemokonsentrasi yang berlebihan. Transfusi platelet dilakukan jika jumlah platelet menurun drastis.

Pengobatan alternatif yang umum dikenal adalah dengan meminum jus jambu biji bangkok, namun khasiatnya belum pernah dibuktikan secara medik, akan tetapi jambu biji kenyataannya dapat mengembalikan cairan intravena. Meskipun demikian kombinasi antara manajemen yang dilakukan secara medik dan alternatif harus tetap dipertimbangkan.

Epidemiologi

Wabah pertama terjadi pada tahun 1780-an secara bersamaan di Asia, Afrika, dan Amerika Utara. Penyakit ini kemudian dikenali dan dinamai pada 1779. Wabah besar global dimulai di Asia Tenggara pada 1950-an dan hingga 1975 demam berdarah ini telah menjadi penyebab kematian utama di antaranya yang terjadi pada anak-anak di daerah tersebut.


SUMBER:http://id.wikipedia.org/wiki/Demam_berdarah


Jumlah Pasien Demam Berdarah Melonjak
Terpaksa Dirawat di Lorong Rumah Sakit

Selasa, 2 Februari 2010 | 16:05 WIB

MAGETAN, KOMPAS - Membeludaknya jumlah penderita demam berdarah dengue di Kabupaten Magetan membuat sejumlah pasien harus dirawat di lorong Instalasi Rawat Anak (Irna) IV, Rumah Sakit Umum Daerah dr Sayidiman, Magetan. Alasannya, seluruh tempat tidur yang tersedia sudah penuh pasien penderita DBD.

Pantauan Kompas, Senin (1/2), ada lima pasien yang dirawat di lorong Irna IV, ruang khusus untuk pasien anak. Dari lima pasien, dua di antaranya sudah positif terjangkit DBD, sedangkan tiga lagi menderita penyakit yang gejalanya seperti DBD.

Di Ruang Irna IV sebetulnya hanya ada 23 tempat tidur. Karena seluruh tempat tidur yang tersedia sudah terisi, lima pasien lain terpaksa dirawat di tempat tidur tambahan yang ditempatkan di lorong Irna IV.

Di lorong tersebut, keluarga harus mengipasi pasien yang dirawat karena suhu udara yang panas dan lalat yang berulang kali tampak menghinggap di tubuh pasien.

"Sebetulnya kondisi ini tidak nyaman dan bisa berpengaruh pada kesembuhan putra saya. Namun, mau bagaimana lagi? Tidak ada pilihan lain. Bagi saya, yang penting sekarang anak saya tetap mendapatkan pengobatan meskipun kondisinya tidak nyaman," kata Susilo, warga Selosari, Magetan, yang putranya, Hanafi (5), dirawat di lorong Irna IV.

Sebelum dirawat di lorong Irna IV, Hanafi dirawat di ruang ICU rumah sakit tersebut sejak Jumat (29/1). Hanafi tidak segera ditempatkan di Irna IV karena ruangan sudah penuh. "Baru hari ini (kemarin) dapat tempat tidur untuk anak saya di Irna IV," tuturnya.

Dua meninggal

Dinas Kesehatan Kabupaten Magetan membenarkan peningkatan jumlah penderita DBD di Magetan. Peningkatan jumlah penderita ini biasa terjadi periode Januari sampai Februari setiap tahun atau di awal musim hujan.

Berdasarkan data yang disebutkan Kepala Seksi Pemberantasan Penyakit Menular Dinas Kesehatan Magetan Suwarno, ada 52 penderita DBD sejak awal Januari sampai tanggal 26 Januari. Dua di antara penderita dari Kecamatan Takeran dan Bendo meninggal dunia.

"Peningkatan jumlah pasien lebih dari dua kali lipat dibanding jumlah penderita bulan sebelumnya atau bulan Desember 2009 yang jumlahnya hanya 22 penderita," kata Suwarno.

Mereka yang menderita DBD berasal dari sedikitnya lima kecamatan di Magetan, seperti Kecamatan Magetan, Takeran, Kawedanan, Bendo, dan Ngariboyo.

Suwarno mengatakan pihaknya telah berupaya menekan penyebaran DBD dengan mengintensifkan sosialisasi pemberantasan sarang nyamuk dengan 3 M (mengubur, menutup, dan menguras). Dinas kesehatan juga telah melakukan pengasapan (fogging) di sejumlah wilayah yang warganya positif terjangkit DBD.

"Kami meminta warga waspada terhadap penyakit ini. Jika anggota keluarganya menderita demam dengan suhu badan tinggi lalu selalu gelisah, segera periksakan ke dokter, puskesmas atau rumah sakit karena terlambat beberapa jam saja bisa menyebabkan kematian," ujar Suwarno. (APA)


SUMBER:http://cetak.kompas.com