iSen9 bEuD

iSen9 bEuD

i LoVe IsLam

i LoVe IsLam

my twetty

my twetty
be mine

Senin, 31 Mei 2010

DAKWAH FARDIYAH

Dakwah Fardiyah

Keterlibatan setiap individu Muslim dalam sebuah jamaah dakwah merupakan kewajiban dari Allah Swt. sebagai implementasi dari seruan-Nya (yang artinya): Hendaklah ada di antara kalian segolongan umat (jamaah) yang mendakwahkan Islam dan melakukan amar-makruf nahi mungkar (TQS Ali Imran [3]: 103).

Namun demikian, kewajiban dakwah secara berjamaah (kolektif) ini tidaklah menggugurkan kewajiban dakwah secara fardiyah (individual). Dakwah fardiyah tidak lain merupakan pilar penopang dakwah secara berjamaah.

Sayangnya, ada semacam ’sindrom’ yang—disadari atau tidak—sering diidap oleh sebagian aktivis jamaah dakwah. Bergabungnya mereka ke dalam jamaah dakwah, bahkan menjadi anggota tetapnya, acapkali membuat mereka lupa untuk melakukan amalan-amalan dakwah fardiyah. Tidak sedikit aktivis suatu jamaah dakwah merasa telah berdakwah hanya karena mereka tercatat sebagai anggota jamaah dakwah tersebut. Padahal mungkin yang mereka lakukan selama bertahun-tahun sekadar mengikuti halaqah, membayar infak bulanan, atau membaca buletin mingguan yang diterbitkan jamaah dakwahnya. Secara fardiyah, tidak ada yang dilakukannya selain itu; tidak melakukan kontak-kontak dakwah secara individual; tidak melakukan pembinaan; tidak mengisi acara-acara pengajian; tidak pula berusaha menyebarluaskan ide-ide yang diadopsi jamaahnya, meski sekadar dengan menyebarluaskan buletin dakwah sekaligus menjelaskan isinya kepada masyarakat.

Padahal jelas, kedudukannya sebagai anggota suatu jamaah dakwah tidak secara otomatis akan menyelamatkan dirinya dari azab Allah Swt. pada Hari Kiamat nanti jika ia tidak berdakwah. Mengapa? Sebab, amal jamaah dakwah tidaklah mewakili amal individu anggotanya. Allah Swt. pun tidak akan pernah menghisab dan meminta pertanggungjawaban manusia secara kolektif, tetapi pasti secara individual. Dengan kata lain, Allah Swt. hanya akan menilai amalan-amalan dakwah fardiyah seseorang secara nyata sebagai bagian dari jamaah dakwahnya. Allah Swt. berfirman: Lahâ mâ kasabat wa ’alayhâ ma iktasabat (Bagi setiap orang ada pahala atas kebajikan yang dikerjakannya dan azab atas keburukan yang dikerjakannya) (QS al-Baqarah [2]: 286).

Amir jamaah dakwah pun tidak akan menanggung dosa anggotanya yang meninggalkan dakwah meski mungkin ia masih tercatat secara resmi sebagai anggotanya. Allah Swt. berfirman: Walâ taziru wâzirat[un] wizra ukhrâ (Seseorang tidak menanggung dosa orang lain (QS al-An’am [6]: 164; al-Isra’ [17]: 15; Fathir [35]: 18; az-Zumar [39]: 7; an-Najm [53]: 38 ).

*****

Jamaah dakwah tidaklah seperti sebuah perusahaan, yang mungkin di dalamnya terdiri dari ’sekutu aktif’ (yang terlibat penuh dalam pengelolaan perusahaan) dan ’sekutu pasif’ (yang sekadar menanamkan investasi atau memiliki saham perusahaan tanpa terlibat dalam pengelolaan perusahaan). Tidak ada istilah ’sekutu pasif’ dalam sebuah jamaah dakwah. Karena itu, sebesar apapun ’investasi’ atau ’saham’ yang diberikan oleh seorang anggota jamaah dakwah—dalam bentuk infak rutin atau tabarru’ât untuk kepentingan dakwah—tidaklah akan menggantikan kewajibannya berdakwah secara aktif bersama-sama jamaah dakwah, tentu selama ada kemampuan.

Bukankah Abu Bakar ra., Umar bin al-Khaththab ra., Utsman bin Affan ra., atau Abdurrahman ra. adalah di antara para Sahabat Nabi saw. yang paling banyak menginfakkan hartanya di jalan dakwah? Namun, bukankah pula mereka tetap berada di garda terdepan dalam perjuangan di medan dakwah, bukan di belakangnya, apalagi sampai meninggalkan dakwah hanya karena secara materi sudah berkontribusi banyak untuk dakwah?

Abu Bakar ra. pernah menginfakkan semua harta miliknya untuk perjuangan dakwah. Namun, Abu Bakar pun selalu mengiringi Baginda Nabi saw. dalam setiap aktivitas dakwah Beliau. Bahkan Abu Bakarlah ’tameng hidup’ Baginda Nabi saw. saat Beliau dilempari batu oleh orang-orang kafir. Abu Bakar pula yang menyertai Baginda Nabi saw. dalam perjalanan yang penuh dengan ancaman bahaya saat keduanya berhijrah ke Madinah al-Munawwarah.

Keterlibatan dakwah secara aktif dan konsisten juga dilakukan oleh Umar bin al-Khaththab ra. yang pernah menginfakkan setengah hartanya di dalam perjuangan dakwah; atau Utsman bin Affan yang pernah membiayai sendiri 10 ribu pasukan kaum Muslim dengan memberi mereka masing-masing seekor kuda tunggangan dan peralatan perang yang lengkap; atau juga Abdurrahman bin Auf yang pernah menginfakkan 200 ’uqyah emas dalam suatu peperangan; menginfakkan 700 ekor unta dengan seluruh muatannya untuk fakir miskin di Madinah; serta menjual tanahnya seharga 40 ribu dinar (sekitar Rp 42,5 miliar, dengan asumsi 1 gr emas=Rp 250 ribu) yang hasilnya diinfakkan untuk Bani Zuhra serta orang-orang miskin dari kalangan Muhajirin maupun Anshar.

Lebih dari itu, dengan mencermati sirah perjuangan dakwah Rasulullah saw., akan dijumpai bahwa dalam kutlah (jamaah) dakwah Rasulullah saw. yang beranggotakan para Sahabat—baik pria atau wanita; baik kaya atau miskin; baik dari kalangan terhormat atau kalangan biasa—tidak ditemukan adanya seorang Sahabat pun yang kemudian diam dan tidak melakukan aktivitas dakwah. Semua anggota kutlah dakwah Rasulullah saw. aktif berdakwah; tidak ada yang sekadar menjadi penonton.

*****

Mengemban dakwah adalah bagian dari ibadah (pengabdian) kita kepada Allah Swt. Itu harus kita lakukan tanpa henti dan tanpa mengenal kata istirahat. Hanya kematianlah yang boleh menghentikan aktivitas ibadah kita, termasuk dakwah kita. Itulah yang Allah telah perintahkan kepada kita, sebagaimana firman-Nya (yang artinya): Sembahlah Tuhanmu hingga datang kematian (TQS al-Hijr [15]: 99).

Karena itu, seorang Muslim dituntut untuk tidak mengenal lelah dalam beribadah kepada Allah Swt., termasuk dalam mengemban dakwah sebagai bagian dari ibadah itu. Dengan itulah, insya Allah, pertolongan Allah akan lebih cepat kita peroleh, dan cita-cita berupa tegaknya syariah Islam secara total dalam naungan Khilafah Islamiyah akan segera terwujud.
Sumber: hizbut-tahrir.or.id

Selasa, 04 Mei 2010

BIODATA

Nama : Renita
NPM : 036109039
Alamat : Jl. Pondok bitung
Semester : II / B
Tempat,Tanggal, lahir :Bogor, 17 Nopember 1991

REKAYASA GENETIKA

Rabu, 28 April 2010

KETIKA REKAYASA GENETIKA "MENGHIASI " PERADABAN MODERN

Ketika Rekayasa Genetika “Menghiasi” Peradaban Modern

Mengakali kondisi tubuh manusia dengan sains? Bukan hal baru memang. Bahkan sejak zaman NAZI pun, rekayasa genetika sudah dilakukan. Bagaimana kelak wajah dunia modern dengan teknologi semacam ini? Bagian pertama dari dua tulisan.

Eugenika adalah metode perbaikan genetik manusia melalui mekanisme seleksi buatan. Salah satu aplikasi dari eugenika adalah sterilisasi terhadap kelompok penderita kelainan genetik. Sterilisasi dilakukan untuk mencegah mereka memiliki keturunan yang terbelakang. Keluarga Berencana (KB) adalah versi eugenika yang telah diperhalus. Aplikasi yang paling ekstrim dari eugenika adalah eksekusi mati kepada penderita keterbelakang mental dan tahanan dari ras yang dianggap “tidak bersih”. Kebijakan ini dilakukan untuk menjaga populasi tetap bebas dari gen-gen yang tidak baik. Ide ini menjadi penting pada awal abad ke 20, dan memiliki daya tarik yang besar selama perang dunia II. Adolf Hitler dan Partai Nazi yang ia pimpin adalah propagandis eugenika yang utama. Salah satu dari tujuan utama Hitler adalah pemurnian ras Arya (Jerman) dari gen ras-ras lain yang dianggap “tidak bersih”.

Menurut teori evolusi, yang dikembangkan oleh Charles Darwin di tahun 1859, individu yang mampu beradaptasi dengan lingkungannya adalah lebih mampu untuk meninggalkan jumlah keturunan yang lebih banyak. Bagaimanapun, individu yang kurang mampu beradaptasi, meninggalkan keturunan yang lebih sedikit. Oleh sebab itu, selama banyak generasi, gen dari individu yang kurang mampu beradaptasi atau yang inferior akan secara gradual dihilangkan dari populasi. Darwin menamakan proses ini sebagai seleksi alamiah. Teori Darwin akan sangat mempengaruhi para pendukung eugenika.

Penggunaan pengobatan dan peningkatan prosedurnya dalam beberapa abad terakhir ini menyebabkan manusia dapat mengendalikan seleksi alam. Contoh klasik adalah operasi Caesar untuk kelahiran bayi. Wanita yang seharusnya meninggal akibat tidak mampu melahirkan secara normal, sekarang dapat memiliki keturunan. Maka dari itu, gen untuk bentuk tubuh yang mencegah kelahiran normal tetap ada di populasi. Seleksi alam untuk trait (sifat) ini tetap ada pada populasi pribumi asli yang tidak memiliki akses pada pengobatan modern, namun ini hanyalah salah satu perkecualian. Dalam beberapa hal, orang yang kurang mampu beradaptasi, dengan fisik yang lemah dan genetik yang membawa penyakit, dan seterusnya, tetap dapat memiliki keturunan dengan pertolongan dari pengobatan modern. Berapa banyak dari kita yang tidak akan ada bersama kita, bila sumber pengobatan tidak ada?

Gen Buruk

Pendukung dari eugenika berargumentasi, bahwa manusia mengakumulasikan gen buruk karena manusia memiliki seleksi alam yang lambat. Alasan mereka yang lain adalah, manusia harus memiliki lisensi untuk berbagai aktivitas, seperti menyetir, berburu, dan memancing, namun tidak untuk melahirkan. Maka itu, menurut mereka lagi, pemerintah harus mengkontrol proses melahirkan juga. Di China dan India, pemerintah mengatur pertumbuhan populasi. Ini adalah kendali kuantitatif, bukan kualitatif. Beberapa orang berargumen, bahwa ini adalah diskriminasi seksual di kedua negara itu, dan laki-laki lebih disukai karena mereka bisa memberikan penghasilan yang lebih besar bagi keluarga mereka.

Pada 20 tahun berikutnya dari sekarang, akan terjadi banyak perubahan pada perilaku manusia, dan seseorang dapat membayangkan bahwa revolusi yang akan mengubah dunia. Membandingkan dunia sekarang dan 50 tahun yang lampau, tidak ada seorangpun yang berpikir bahwa eugenika akan menjadi isu lagi. Beberapa dari kejahatan kemanusiaan yang paling mengerikan dilakukan atas nama pemurnian ras Arya. Sampai 1945, eugenika diajarkan di berbagai universitas top di seluruh dunia, dan kewajiban mensterilisasi populasi yang inferior adalah cukup umum pada beberapa negara. Ada laporan dari seterilisasi terhadap 20.000 orang di Amerika Serikat, 45.000 di Inggris, dan 250.000 di Jerman pada paruh pertama abad ke 20. Eugenika mengubah opini publik untuk melawan intervensi pemerintah pada pilihan reproduksi warga negara, dan hari ini, kewajiban sterilisasi hanya bisa diterima oleh pikiran para pendukung eugenika fanatik. Bagaimanapun, dengan dunia yang mulai mengalami overpopulasi dan sumber daya alam yang semakin menipis, banyak orang yang takut bahwa kontrol populasi menjadi kenyataan lagi.

Teknologi tes genetika telah memungkinkan mendeteksi penyakit keturunan yang diderita oleh janin, jauh sebelum bayi itu dilahirkan. Uji amniosentesis memungkinkan dokter untuk mengetahui kelainan genetik pada janin dengan mengambil sampel cairan amnion pada rahim ibu. Selanjutnya, cairan amnion akan diuji dengan serangkaian tes kedokteran. Tes genetik telah semakin rutin digunakan di negara maju dengan uji amniosentesis. Penggunaan tes tersebut ditakuti akan menyebabkan gelombang baru sterilisasi dan aborsi akan terjadi. Aborsi yang berbasis tes genetika sudah terjadi di negara yang melegalisasinya.

Bagaimanapun, apakah tindakan yang tepat untuk mendiskriminasi penderita kelainan genetik, walaupun ia masih di kandungan? Bukankan hidup ini terlalu berharga? Dengan masa depan yang tidak jelas kedepan, kelihatannya kesempatan untuk melihat bahwa tes genetika dan bentuk baru dari reproduksi manusia akan menjadi bagian dari masyarakat dari sekarang. Pada skenario ini, alternatif terbaik kelihatannya membawa kekuatan dari nilai-nilai keluarga, moral, dan agama. Diperlukan suatu dialog dua arah untuk mendapatkan pemahaman secara utuh mengenai isu eugenika.

Bagaimana jika eugenika dikaitkan dengan aborsi? Tunggu kelanjutannya dalam tulisan kedua yang akan segera menyusul.

Daftar pustaka

* Borem. Aluzio, et al. Understanding Biotechnology. Pearson Education Inc. 2003.
* Darwin, Charles. On Natural Selection. Penguins Books Great Ideas. 2004.
* Hasan, Fuad. Berkenalan dengan Eksistensialisme. Pustaka Jaya. 1992.
* Hitler, Adolf. Mein Kampf (terjemahan). Penerbit Narasi. 2007.
* Horvitz, Leslie Alan. The Complete Idiot’s Guide to Evolution. Alpha. 2002.
* Nietzche, Friedrich. Thus Spoke Zarathustra (Terjemahan). Enigma Publishing. 2003.
* Russel, Bertrand. History of Western Philosophy. Allen and Unwin. 1954.
* Russell, Peter J. Fundamental of Genetics. Benjamin-Cummings publisher. 2000.
* Spuc Organisation. http://www.spuc.org.uk/ethics/wayoflife2.pdf. pukul 20.00. 19 November 2005.

Kamis, 22 April 2010

FILARIARIS

ilariasis

Pengantar

Penderita Filariasis (Penyakit Kaki Gajah)

Cacing filaria (Wucheria bancrofti) termasuk salah satu jenis invertebrata yang merugikan manusia. Sasing filaria dapat menyebabkan penyakit kaki gajah atau Filariasis yang ditularkan melalui gigitan berbagai jenis nyamuk kecuali nyamuk mansoni.

Penyakit ini bersifat menahun (kronis) dan bila tidak mendapatkan pengobatan dapat menimbulkan cacat menetap, berupa pembesaran kaki, lengan dan alat kelamin baik wanita maupun pria. Akibatnya penderita kaki gajah tidak dapat bekerja secara optial, bahkan hidupnya selalu tergantung pada orang lain. Di Indonesia penyakit kaki gajah tersebar luas hampir di seluruh propinsi. Berdasarkan hasil survei, untuk tahun 2000 tercatat sebanyak 1553 desa yang tersebar di 231 kabupaten dan 26 propinsi, dengan jumlah kasus kronis 6233 orang.

Untuk menanggulangi penyebaran penyakit kaki gajah ini agar tidak meluas, maka melalui organisasi WHO menetapkan kesepakatan global yaitu memberantas penyakit kaki gajah sampai tuntas. Sementara untuk Indonesia pada tahun 2002 sudah dimulai pelaksanaan eliminasi penyakit kaki gajah secara bertahap di 5 kabupaten percontohan. Program eliminasi dilaksanakan melalui pengobatan masal dengan DEC dan Albendasol untuk setahun sekali selama 5 tahun.


filariasis

Ciri-ciri Cacing Filaria

Cacing Filaria memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Cacing dewasa (makrofilaria), bentuknya seperti benang berwarna putih kekuningan. Sedangkan larva cacing filaria (mikrofilaria) berbentuk seperti benang berwarna putih susu.
2. Makrofilaria yang betina memiliki panjang kurang lebih 65 - 100 mm, ekornya berujung tumpul, untuk makrofilarial yang jantan memiliki panjang kurang lebih 40 mm, ekor melingkar. Sedangkan mikrofilaria berukuran panjang kurang lebih 250 mikron, bersarung pucat.
3. Tempat hidup Makrofilaria jantan dan betina di saluran limfe dan kelenjar limfe. Sedangkan pada malam hari mikrofilaria terdapat di dalam pembuluh darah tepi, dan pada siang hari mikrofilaria terdapat di kapiler alat-alat dalam, misalnya: paru-paru, jantung, dan hati.
Siklus Hidup Cacing Filaria

Siklus hidup cacing Filaria terjadi melalui dua tahap, yaitu:
1. Tahap pertama, perkembangan cacing Filaria dalam tubuh nyamuk sebagai vector yang masa pertumbuhannya kurang lebih 2 minggu.
2. Tahap kedua, perkembangan cacing Filaria dalam tubuh manusia (hospes) kurang lebih 7 bulan.


Siklus hidup cacing Filaria dalam tubuh nyamuk

Siklus hidup pada tubuh nyamuk terjadi apabila nyamuk tersebut menggigit dan menghisap darah orang yang terkena filariasais, sehingga mikrofilaria yang terdapat di tubuh penderita ikut terhisap ke dalam tubuh nyamuk. Mikrofilaria yang masuk ke paskan sarung pembungkusnya, kemudian mikrofilaria menembus dinding lambung dan bersarang di antara otot-otot dada (toraks).

Bentuk cacing Filaria menyerupai sosis yang disebut larva stadium I. Dalam waktu kurang lebih 1 minggu, larva ini berganti kulit, tumbuh akan lebih gemuk dan panjang yang disebut larva stadium II. Pada hari ke sepuluh dan seterusnya, larva berganti kulit untuk kedua kalinya, sehingga tumbuh semakin panjang dan lebih kurus, ini yang sering disebut larva stadium III. Gerak larva stadium III ini sangat aktif, sehingga larva mulai bermigrasi (pindah), mula-mula ke rongga perut (abdomen) kemudian pindah ke kepala dan ke alat tusuk nyamuk.


Perkembangan filaria dalam tubuh manusia

Siklus hidup cacing Filaria dalam tubuh manusia terjadi apabila nyamuk yang mengendung mikrofilaria ini menggigit manusia. Maka mikrofilaria yang sudah berbentuk larva infektif (larva stadium III) secara aktif ikut masuk ke dalam tubuh manusia (hospes).

Bersama-sama dengan aliran darah pada tubuh manusia, larva keluar dari pembuluh darah kapiler dan masuk ke pembuluh limfe. Di dalam pembuluh limfe, larva mengalami dua kali pergantian kulit dan tumbuh menjadi cacing dewasa yang sering disebut larva stadium IV dan stadium V. Cacing Filaria yang sudah dewasa bertempat di pembuluh limfe, sehingga akan menyumbat pembuluh limfe dan akan terjadi pembengkakan, misalnya pada kaki dan disebut kaki gajah (filariasis).
Cara Penularan

Seseorang dapat tertular atau terinfeksi penyakit kaki gajah apabila orang tersebut digigit nyamuk yang infektif yaitu nyamuk yang mengandung larva stadium III (L3). Nyamuk tersebut mendapat mikrofilaria pada saat menghisap darah penderita filariasis yang mengandung mikrofilaria. Kemudia nyamuk yang mengandung larva stadium III tersebut menggigit orang lain, maka orang tersebut akan tertular filariasis atau terserang penyakit kaki gajah.
Gejala Klinis

Gejala klinis filariasis akut

Apabila seseorang terserang filariasis, maka gejala yang tampak antara lain:

1. Demam berulang-ulang selama 3 - 5 hari, demam dapat hilang bila si penderita istirahat dan muncul lagi setelah si penderita bekerja berat.
2. Pembengkakan kelenjar getah bening sehingga terlihat bengkak di daerah lipatan paha, ketiak yang tampak kemerahan, panas dan sakit.
3. Pembesaran tungkai, lengan, buah dada, buah zakar yang terlihat agak kemerahandan merasa panas.

Sedangkan gejala klinis filariasis kronis yaitu berupa pembesaran yang menetap (Elephantiasis) pada tungkai, lengan buah dada, buah zakar (elephantiasis skroti).


Diagnosis

Bagaimana cara mendiagnosa seseorang terserang filariasis atau penyakit kaki gajah?
Diagnosis dibuat berdasarkan gejala-gejala klinis akut ataupun kronis, dengan dipastikan melalui pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan itu dilakukan dengan pengambilan darah pada jari si penderita. Pemeriksaan dilakukan pada pukul 20.00 malam waktu setempat. Karena pada saat malam hari mikrofilaria terdapat di dalam darah tepi penderita. Apabila ternyata di dalam pemeriksaan sediaan darah ditemukan mikrofilaria, maka orang tersebut dinyatakan sebagai penderita filariasis atau terserang penyakit kaki gajah.

Pencegahan

Bagaimana cara pencegahan agar seseorang tidak terserang filariasis atau penyakit kaki gajah? Banyak cara yang harus dilakukan, misalnya:
1. Berusaha menghindarkan diri dari gigitan nyamuk vector, misalnya: dengan menggunakan kelambu sewaktu tidur, menutup ventilasi rumah dengan kasa nyamuk, menggunakan obat nyamuk semprot atau bakar, mengoles kulit dengan obat anti nyamuk.
2. Memberantas jentik-jentik nyamuk dengan membersihkan bak air di rumah-rumah.
3. Menimbun, mengeringkan atau mengalirkan genangan air sebagai tempat per-indukan nyamuk.
4. Membersihkan semak-semak di sekitar rumah.

Pengobatan

Selama lebih dari 40 tahun untuk pengobatan filariasis, baik secara perorangan maupun untuk pengobatan masal dalam jangka panjang, digunakan DEC (Diethil Carbamazine Citrate). DEC bersifat membunuh mikrofilaria juga makrofilaria atau cacing dewasa. Sehingga sampai saat ini DEC merupakan satu-satunya obat penyakit kaki gajah (filariasis) yang efektif, aman dan relatif murah. Pada pengobatan perorangan bertujuan untuk menghancurkan parasit dan mengeliminasi, guna mengurangi atau mencegah kesakitan. Aturan dosis yang dianjurkan untuk 6 mg/kg berat badan/hari, selama 12 hari diminum sesudah makan, dalam sehari 3 kali.

Pada pengobatan masal (program pengendalian filariasis), digunakan pemberian DEC dosis rendah, dengan jangka waktu pemberian yang lebih lama, misalnya:
- Dalam bentuk garam DEC 0,2% - 0,4% selama 9 - 12 bulan.
- Untuk orang dewasa digunakan 100mg/minggu selama 40 minggu

SUMBER : edukasi.net

Jumat, 09 April 2010

CEGAH KANKER DENGAN WORTEL

Netsains.Com – Setelah melewati perjalanan waktu berabad-abad, penyakit infeksi yang dulu menjadi penyebab kematian terbanyak, telah digantikan oleh penyakit degeneratif yang ganas dan menjadi penyakit papan atas saat ini. Salah satu jenis penyakit degeneratif yang sangat berbahaya ini adalah kanker. Penyakit ini bisa tumbuh dengan cepat dan tak terkendali, yang menyerang organ-organ tubuh tanpa ampun dan umumnya membawa kematian.

Salah satu faktor penyebab penyakit kanker adalah karena adanya reaksi senyawa radikal bebas dalam tubuh. Radikal bebas yang merupakan senyawa kimia yang tidak stabil karena kehilangan elektron itu, akan menyerang sel-sel tubuh untuk bisa menjadi stabil. Dengan menggerogoti sel-sel tubuh secara terus – menerus dan dalam waktu lama, maka radikal bebas akan merusak dan menyebabkan perubahan struktur DNA sehingga bisa menimbulkan sel-sel mutan yang berbahaya.

Munculnya senyawa radikal bebas penyebab kanker ini adalah karena aktifitas metabolisme tubuh dan berbagai faktor eksternal seperti asap rokok, hasil penyinaran ultra violet, kandungan aneka zat kimia dalam makanan dan polutan lainnya. Untuk bisa menahan laju dan mencegah senyawa ini terus-menerus merusak tubuh, harus bisa dilawan dengan zat antioksidan yang dapat menetralisir atau menghancurkan radikal bebas. Salah satu zat antioksidan yang mampu melawan keganasan radikal bebas ini adalah beta-karoten.

Beta-karoten banyak terdapat di alam, dan salah satu penghasil beta-karoten terbanyak adalah wortel. Kandungan beta-karoten dalam wortel sekitar 754 ug, masih lebih tinggi dibanding beta-karoten dalam kangkung (380 ug), daun caisin (286 ug), dan pada bayam (409 ug). Dengan kandungan beta-karoten yang tinggi tersebut, wortel sangat berpotensi dalam mencegah kanker dengan menghambat reaksi radikal bebas yang berbahaya. Makin jingga warna wortel, makin tinggi kadar beta-karotennya.

Minggu, 04 April 2010

FLU BURUNG

Flu burung (bahasa Inggris: avian influenza) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus yang biasanya menjangkiti burung dan mamalia.

Sumber penularan

Penyebab flu burung adalah virus influensa tipe A yang menyebar antar unggas. Virus ini kemudian ditemukan mampu pula menyebar ke spesies lain seperti babi, kucing, anjing, harimau, dan manusia.

Virus influensa tipe A memiliki beberapa subtipe yang ditandai adanya Hemagglutinin (H) dan Neuramidase (N). Ada 9 varian H dan 14 varian N. Virus flu burung yang sedang berjangkit saat ini adalah subtipe H5N1 yang memiliki waktu inkubasi selama 3-5 hari.

Cara penularan
Citra mikrograf virus flu burung dalam tahap akhir.[1]

Burung liar dan unggas domestikasi (ternak) dapat menjadi sumber penyebar H5N1. Di Asia Tenggara kebanyakan kasus flu burung terjadi pada jalur transportasi atau peternakan unggas alih-alih jalur migrasi burung liar.

Virus ini dapat menular melalui udara ataupun kontak melalui makanan, minuman, dan sentuhan. Namun demikian, virus ini akan mati dalam suhu yang tinggi. Oleh karena itu daging, telur, dan hewan harus dimasak dengan matang untuk menghindari penularan. Kebersihan diri perlu dijaga pula dengan mencuci tangan dengan antiseptik. Kebersihan tubuh dan pakaian juga perlu dijaga.

Virus dapat bertahan hidup pada suhu dingin. Bahan makanan yang didinginkan atau dibekukan dapat menyimpan virus. Tangan harus dicuci sebelum dan setelah memasak atau menyentuh bahan makanan mentah.

Unggas sebaiknya tidak dipelihara di dalam rumah atau ruangan tempat tinggal. Peternakan harus dijauhkan dari perumahan untuk mengurangi risiko penularan.

Tidak selamanya jika tertular virus akan menimbulkan sakit. Namun demikian, hal ini dapat membahayakan di kemudian hari karena virus selalu bermutasi sehingga memiliki potensi patogen pada suatu saat. Oleh karena itu, jika ditemukan hewan atau burung yang mati mendadak pihak otoritas akan membuat dugaan adanya flu burung. Untuk mencegah penularan, hewan lain di sekitar daerah yang berkasus flu burung perlu dimusnahkan.dan dicegah penyebarannya!

Gejala dan perawatan

Gejala umum yang dapat terjadi adalah demam tinggi, keluhan pernafasan dan (mungkin) perut. Replikasi virus dalam tubuh dapat berjalan cepat sehingga pasien perlu segera mendapatkan perhatian medis.

Penanganan medis maupun pemberian obat dilakukan oleh petugas medis yang berwenang. Obat-obatan yang biasa diberikan adalah penurun panas dan anti virus. Di antara antivirus yang dapat digunakan adalah jenis yang menghambat replikasi dari neuramidase (neuramidase inhibitor), antara lain Oseltamivir (Tamiflu) dan Zanamivir. Masing-masing dari antivirus tersebut memiliki efek samping dan perlu diberikan dalam waktu tertentu sehingga diperlukan opini dokter.

Kasus penyebaran

Pada 21 Juli 2005, tiga kasus fatal terjadi di Tangerang, Indonesia, yang disebabkan oleh flu burung subtipe H5N1. Berbeda dengan kasus lainnya di Asia Tenggara (Thailand, Kamboja, dan Vietnam), kasus ini dianggap unik karena korban tidak banyak berhubungan dengan unggas.

Hingga 6 Juni 2007, WHO telah mencatat sebanyak 310 kasus dengan 189 kematian pada manusia yang disebabkan virus ini dengan rincian sebagai berikut (lihat sumber):

* Flag of Indonesia.svg Indonesia — 99 kasus dengan 79 kematian.
* Flag of Vietnam.svg Vietnam — 93 kasus dengan 42 kematian.
* Flag of Egypt.svg Mesir — 34 kasus dengan 14 kematian.
* Flag of Thailand.svg Thailand — 25 kasus dengan 17 kematian.
* Flag of the People's Republic of China.svg Republik Rakyat Cina — 25 kasus dengan 16 kematian.
* Flag of Turkey.svg Turki — 12 kasus dengan 4 kematian.
* Flag of Azerbaijan.svg Azerbaijan — 8 kasus dengan 5 kematian.
* Flag of Cambodia.svg Kamboja — 7 kasus dengan 7 kematian.
* Flag of Iraq.svg Irak — 3 kasus dengan 2 kematian.
* Flag of Laos.svg Laos — 2 kasus dengan 2 kematian.
* Flag of Nigeria.svg Nigeria — 1 kasus dengan 1 kematian.
* Flag of Djibouti.svg Djibouti — 1 kasus tanpa kematian.

Keterangan: jumlah kasus yang dilaporkan WHO adalah jumlah kasus yang telah diverifikasi dengan hasil laboratorium.

Awal wabah

Awal wabah pada peternakan di dunia yang telah dikonfirmasi sejak Desember 2003.

Wabah flu burung juga melanda benua Afrika. Pada 8 Februari 2006, OIE mengumumkan Nigeria sebagai negara pertama yang memiliki kasus positif flu burung di benua itu. Dua pekan kemudian, virus H5N1 ditemukan di sebuah desa kecil di Niger, sekitar 72 km dari perbatasannya dengan Nigeria. Virus ini juga menyebar ke Mesir dan Kamerun.
Desember 2003 Korea Selatan H5N1
Januari 2004 Vietnam H5N1
Thailand H5N11
Korea Utara H5N1
Jepang H5N1
Laos H5
Kamboja H5N1
Pakistan H7
Taiwan H5N2
Hongkong2 H5N11
Februari 2004 Vietnam H5N1
Indonesia H5N11
Korea Utara H5N11
Jepang H5N11
RRC H5N11
Amerika Serikat H2N2,H5N2,H7N2
Maret 2004 Vietnam H5
Kanada H7N31
April 2004 Thailand H51
Agustus 2004 Malaysia H5N1
Afrika Selatan H5N2
April 2005 Korea Utara H7
Juni 2005 Jepang H5N2
Juli 2005 Filipina H5
Rusia H5N11
Agustus 2005 Kazakhstan H5
Mongolia H5N11
Oktober 2005 Rumania H5
Turki H5N11
Kroasia H5N11
November 2005 Vietnam H5N11

Keterangan 1 - Flu burung patogenik tinggi (Highly Pathogenic Avian Influenza) (HPAI)

(Sumber: http://www.info.gov.hk/info/flu/eng/global.htm)

SUMBER : http://id.wikipedia.org/wiki/Flu_burung

Pasien Flu Burung Meninggal


Ditulis Oleh Admin
Senin, 27 Agustus 2007
Satu lagi pasien flu burung meninggal dunia di Rumah Sakit Sanglah, Denpasar, Bali. Ketut Sari Asih (42), warga Jalan Yudistira, Denpasar, meninggal Sabtu, 25 Agustus pukul 20.00 WITA. Tim Dokter RS Sanglah menyatakan, Sari Asih hanya sempat dirawat di ruang isolasi penanganan flu burung Nusa Indah sekitar lima jam. Kami sudah maksimal melakukan penanganan intensif di ruang isolasi, tetapi perkembangan dari kondisi almarhumah begitu cepat dan akhirnya meninggal. Gejalanya mirip dengan flu burung, yakni infeksi di paru-paru.” Demikian kata ketua Tim Penanganan Flu Burung RS Sanglah, dr. Putu Andrika SpPD.
Sari Asih adalah korban ketiga yang meninggal karena diduga flu burung di RS Sanglah. Korban sebelumnya adalah Ni Luh Putu Sri Widiantari (29), warga Jembrana, dan Ayu Srinadhi (28), warga Tabanan, Bali. Dua korban meninggal itu sudah dinyatakan positif terkena virus H5N1. Adapun sampel darah Sari Asih masih diperiksa di Laboratorium Departemen Kesehatan, Jakarta.
Menurut keternagan dokter, Sari Asih tidak memiliki kontak langsung dengan ungggas. Pihak keluarga heran dan menyatakan belum menelusuri apakah ada unggas milik tetangga yang mati mendadak. Andrika menilai, korban terlambat dibawa ke RS. [kompas]

SUMBER : www.vet-indo.com

Angka Kematian Pasien Flu Burung di Indonesia Tinggi


Rabu, 15 Februari, 2006 oleh: Siswono
Angka Kematian Pasien Flu Burung di Indonesia Tinggi
Gizi.net - Angka kematian pasien flu burung (Avian influenza, AI) di Indonesia tergolong sangat tinggi. Angka kematainnya mencapai 69,56 persen. ''Angka itu berada di atas rata-rata kematian pasien Flu Burung di Dunia yang mencapai 53,3 persen,'' ungkap dr Tjandra Yoga Aditama SpP(K) DTM&H MARS dari Departemen Pulmonologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), akhir pekan lalu.

Berbicara di 'Pertemuan Ilmiah Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi (PIPKRA) IV', dr Tjandra menyebut Vietnam sebagai negara yang mempunyai pasien flu burung terbanyak (93 orang), tapi pasien yang meninggal 42 orang. Di Thailand terdapat 22 penderita flu burung dan 14 di antaranya meninggal dunia. Jumlah pasien di Indonesia yang positif flu burung baru 26 orang, dan yaang meninggal 18 orang.

Senin (13/2) kemarin, pemerintah menyatakan pembeentukan satuan khusus untuk meningkatkan usaha pemberantasan dan penanggulangan flu burung. ''Selama ini sudah ada, tapi orang-orangnya tidak fokus karena mereka tidak punya waktu cukup banyak untuk memberantas AI,'' ujar Menteri Pertanian, Anton Apriyantono, di sela-sela rapat kerja dengan Komisi IV DPR RI, Senin (13/2). Tim baru ini, lanjutnya, akan menggunakan orang-orang khusus untuk menangani AI.

Satuan khusus ini terdiri dari delapan orang Indonesia ditambah tiga orang dari luar negeri (WHO dan OIE). ''Jumat ini nama-namanya akan diserahkan kepada saya,'' paparnya.

Mentan menilai banyak hal yang perlu diperbaiki dalam penanganan AI di Indonesia. Pertama adalah sistem pelaporan AI yang belum baik sehingga kerap kali terlambat. Selain itu, laporan yang ada selama ini juga kurang jelas. ''Kita harus perbaiki laporan-laporannya, SOP-nya juga harus lebih detail,'' imbuhnya.

Meninggal

Satu lagi pasien suspect (diduga) flu burung meninggal dunia. Ahmad Ubaidillah (27 tahun), meninggal dunia Ahad (13/2) malam, sekitar pukul 21.00 WIB di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati, Jakarta Selatan. Sebelum meninggal di ruang ICU RS Fatmawati, Ubaidillah sempat dibawa ke Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso. Karena kondisinya semakin memburuk dia dibawa kembali ke RS Fatmawati.

Sumber: http://www.republika.co.id